Lima Jembatan Besar Yang Bisa Kamu Temui di Kota Palembang

Apo kabar galo-galo?

Balek lagi ke Pindang Patin Blog, jalan-jalan Palembang online sambil ngirup kuah pindang jugo 😁

Di artikel sebelumnya, kita udah bahas-bahas mengenai enam istilah dalam bahasa Palembang yang sulit dimengerti orang luar. Kalau kamu penasaran silakan dibaca, Insha Allah kedepannya kita bakal buat artikel khusus buat kamu yang tertarik belajar ngomong bahasanya wong kito galo ini.

Dan kali ini, saya akan ajak kamu melihat jembatan-jembatan besar yang terdapat di kota Palembang. Sebagai kota yang dialiri sungai-sungai besar, kota Palembang sudah tentu memiliki jembatan yang fungsinya untuk mempermudah akses transportasi dan juga menghemat waktu perjalanan pastinya. Dan sekarang, saya akan coba kasih lihat lima jembatan besar yang ada di kota pempek ini. Penasaran? Let's check this out!

1. Jembatan Ogan

Sumber gambar : Tribunnews

Jembatan Ogan? Jembatan apa itu lor? Kok baru pernah denger?

Jika kamu mengira bahwa jembatan Ampera adalah yang jembatan tertua di Palembang, maka kamu selama ini salah lho. Jembatan pertama di kota Palembang justru terletak di area kecamatan kertapati dan seberang Ulu I, yakni jembatan Ogan. Jembatan dengan panjang sekitar 205 m ini telah lama dibangun pada tahun 1939 oleh pemerintah kolonial Belanda yang sedang berkuasa saat itu. Jembatan ini berada di atas sungai Ogan, salah satu anak sungai Musi, dan letaknya juga sangat dekat dengan stasiun kereta api Kertapati. Lokasi jembatan ini juga gak jauh-jauh amat dari jembatan Ampera, yakni sekitar 3 km. Adapun jembatan yang dibangun oleh Belanda adalah jembatan yang berwarna kuning itu (bisa dilihat di gambar), sedangkan duplikatnya baru dibangun pada tahun 1994, dengan panjang sekitar 232 m. 

2. Jembatan Ampera


Dan sekarang, tiba saatnya untuk membahas jembatan kebanggaan masyarakat kota Palembang, yakni jembatan Ampera. Jembatan dengan panjang sekitar 1,2 km ini dibangun pada tahun 1962, menghubungkan pusat kota Palembang di seberang Ilir dengan area seberang Ulu. Dengan usianya yang lebih muda, jembatan Ampera memiliki popularitas yang lebih tinggi dari pendahulunya, jembatan Ogan. Hampir semua orang Indonesia tahu apa itu Ampera. Ya, gak lengkap rasanya berkunjung ke bumi Sriwijaya tanpa melewati jembatan yang satu ini.

Dulunya jembatan ini bernama "jembatan Bung Karno". Namun, setelah gerakan anti Soekarno mulai bergejolak pada tahun 1966, jembatan ini pun diubah namanya menjadi jembatan Ampera, yang Ampera sendiri merupakan singkatan dari "Amanat Penderitaan Rakyat".

Di artikel sebelumnya sudah dijelaskan kalau orang asli Palembang punya sebutan khas untuk jembatan kebanggaan kami ini. Kami menyebut jembatan Ampera dengan sebutan pucuk proyek. Baru tahu kan? Jadi kalau ada wong kito yang bilang pucuk proyek gak usah bingung lagi, maksudnya ya jembatan Ampera ini 😀

3. Jembatan Musi II

Sumber gambar : Tribunnews

Jembatan Musi II adalah jembatan besar selanjutnya yang ada di kota Palembang setelah jembatan Ogan dan jembatan Ampera. Dibangun pada dekade 90an, jembatan yang juga membentang di atas sungai musi ini memiliki panjang kurang lebih 600 m, dan menghubungkan kecamatan Gandus di seberang Ilir dan kecamatan Kertapati di seberang Ulu.

Sama seperti jembatan Ogan, jembatan Musi II juga memiliki duplikat yang usianya jauh lebih muda, yakni yang berwarna oranye itu, dibangun pada tahun 2012 dengan panjang sekitar 700 m. Adapun  duplikat Musi II dibangun dengan maksud mengurangi beban jembatan Musi II pertama yang sering dilalui oleh kendaraan berat seperti truk, yang dikhawatirkan bisa membahayakan konstruksi jembatan. 

Oh iya, ada mitos mengerikan yang beredar mengenai jembatan Musi II ini. Konon katanya di jembatan ini ada sesosok perempuan Belanda yang suka menggoda pengendara laki-laki saat malam hari. Untuk masalah ini, Insha Allah akan kita bahas di postingan yang akan datang ya.

4. Jembatan Musi IV


Jembatan Musi IV adalah jembatan yang membentang di atas sungai musi selanjutnya. Panjangnya kurang lebih 1,1 km, menghubungkan kawasan Plaju di seberang Ulu dan kawasan pelabuhan Boom Baru di seberang Ilir. Jembatan ini dibangun bersamaan dengan jembatan Musi VI, dengan target awal selesai saat mendekati Asean Games tahun 2018. Namun realitanya, pembangunan jembatan ini pun molor dan akhirnya jembatan Musi IV baru diresmikan pada awal tahun 2019. Dengan adanya jembatan Musi IV ini, diharapkan bisa mengurai kemacetan yang seringkali terjadi baik di jembatan Ampera maupun jembatan Musi II.

5. Jembatan Musi VI (Paling Baru)

Sumber gambar : detikcom

Dan kembali, jembatan Ampera atau pucuk proyek akhirnya memiliki saudara baru lagi. Jembatan Musi VI ini memiliki panjang sekitar 927 m, menghubungkan kawasan Tangga Buntung di seberang Ilir dan kawasan kecamatan Seberang Ulu I. Bersamaan dengan jembatan Musi IV, jembatan Musi VI dibangun guna mempersiapkan pelaksanaan Asean Games di kota Palembang. Akan tetapi, pembangunannya jembatan ini sempat molor cukup lama karena terkendala masalah pembebasan lahan. Setelah menunggu sekian lama, jembatan ini baru bisa diresmikan pada akhir tahun 2020 kemarin, dan mulai bisa dilalui masyarakat pada tanggal 6 Januari 2021 atau dua hari sejak artikel ini diterbitkan.

Itulah lima jembatan besar yang membentang di kawasan kota Palembang. Kalian pasti bertanya-tanya kan, mengapa langsung dilompat ke Musi IV dan Musi VI? Dimana Musi III dan Musi V nya?

Dilansir dari sumeks.co, baik Musi III maupun Musi V sendiri masih dalam proses perencanaan. Musi III direncanakan akan berbentuk terowongan bawah air (kalau misal udah jadi keren banget ini), sedangkan Musi V pembangunannya masuk ke Tol Palembang - Kayu Agung - Betung (Kapal Betung).

Kalau habis pandemi nanti mau jalan-jalan ke Palembang, jembatan Ampera harus masuk dalam list wajib, dan juga tak ada salahnya untuk nyoba numpang lewat di salah satu jembatan lain di atas. 😀

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Enam Istilah Dalam Bahasa Palembang Yang Sulit Dimengerti Orang Luar