Enam Istilah Dalam Bahasa Palembang Yang Sulit Dimengerti Orang Luar


Gambar : Bundaran air mancur sebagai pusat kota Palembang, sumber : sumeks.co

Apo kabar mangcek bikcek? Makmano  kabarnyo?

Selamat datang semuanya di blog "Pindang Patin". Dengan mengunjungi blog ini, kalian bakal bisa mengetahui seluk-beluk kota Palembang, kotanyo wong kito atau lebih dikenal juga dengan sebutan kota pempek, baik bahasa daerahnya, kuliner khasnya, maupun tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi dan masih banyak lagi.

Di artikel yang pertama ini, saya bakal membahas tentang enam istilah dalam bahasa Palembang yang sulit dimengerti oleh orang luar Palembang. Mungkin kalian mengira kalau bahasa Palembang itu cukup sederhana, tinggal mengganti huruf "a" menjadi "o" di akhir kalimat, seperti "mano", "kito", "lupo", "limo", dan yang lainnya.

Tapi teman-teman, bahasa Palembang ternyata tidak sesederhana itu lho. Sebab ada beberapa istilah dalam bahasa Palembang yang penulisannya atau maknanya beda jauh dengan bahasa Indonesia, yang terkadang membuat orang luar Palembang menjadi bingung dan geleng-geleng kepala πŸ˜… Berikut saya akan membeberkan enam diantaranya :

1. Katek Agok

Pernah mendengar kata yang ini? Ya, orang Palembang seringkali mengucapkan kata ini jikalau sedang marah atau kesal teman-teman, seperti "katek agok nian kau ini!"

Makna "katek agok" sendiri secara harfiah adalah "tidak ada tenggang rasa". Namun jika dilihat secara konteks, "katek agok" sendiri bisa berarti "gak guna". Jadi, kalimat katek agok nian kau ni! dapat diartikan "lu itu gak guna banget ya!"

Sudah jadi ciri khas orang Palembang kalau lagi emosi pasti nyeplos kata yang satu ini.


2. Geta Basa

Geta basa? Apa itu? Getah yang basah?

Oh tidak! Yang jelas bukan itu maknanya teman-teman. Geta basa sendiri dalam bahasa Palembang artinya "pelit". 

Dudung : "Nung, mintak permen kau sikok boleh dak?"

Nunung : "Ndak ah, beli be dewek situ!"

Dudung : "Ai dah kau ni geta basa nian!"

Bisa dilihat contoh dialog di atas, "kau ni geta basa nian" bisa diartikan "lu pelit amat sih" πŸ˜…

Sedikit cerita, ada teman kampus saya nih dari Sulawesi, pas ditanya arti "geta basa", dia bingung mau jawab apa. Kebetulan waktu itu dia lagi masih belajar bahasa Palembang, jadi teman-teman yang lain ngasih tau kalau "geta basa" artinya "pelit" dan akhirnya dia pun mengerti.

3. Tengah Duo

Pernah mendengar orang Palembang ngomong "cuko dak becuko tengah duo"? Jika kamu bingung maksudnya apa, arti dari kalimat tersebut adalah "cuka gak pake cuka seribu lima ratus". Yang dimaksud cuka di sini adalah cuka pempek, dan "tengah duo" sendiri bermakna "seribu lima ratus".

Misalnya, jika ada wong kito yang bilang "sikok tengah duo", tidak usah bingung lagi, sebab maksudnya itu adalah "satu (harganya) seribu lima ratus". πŸ˜€

4. Pucuk Proyek

"Lor, aku la di pucuk proyek, tunggulah denget lagi sampe."

Kalian mungkin bingung jika mendengar kata yang satu ini kan? Sebab bila dilihat secara harfiah maka artinya adalah "atas proyek".

Eits, maknanya lebih dari itu. Kamu pasti kaget kalau pucuk proyek itu maksudnya adalah jembatan Ampera. Ya, memang seperti itulah. Istilah pucuk proyek adalah sebutan bagi orang Palembang (lebih umum dipakai para orang tua) untuk menyebut jembatan kebanggaan wong kito ini, dan "pucuk proyek" spesifiknya merujuk ke area atas jembatan. Adapun untuk area bawah jembatannya, yakni di dekat area pasar 16 Ilir atau pasar 7/10 Ulu, maka wong kito memanggilnya dengan sebutan "bawah proyek".

5. Sosok

Makna "sosok" dalam bahasa Indonesia biasanya merujuk kepada penampakan makhluk yang tak kasat mata. Namun dalam bahasa Palembang, sosok punya makna tersendiri, yakni "uang kembalian". Sangat jauh maknanya bukan? Di sini letak false friend antara bahasa Indonesia dan bahasa Palembang. 

"Nah sosoknyo tigo ribu."

Jangan salah paham ya, maksudnya bukan ada tiga ribu sosok makhluk ghaib, melainkan uang kembaliannya yang tiga ribu. Orang Palembang juga biasa menyebut nyosok yang artinya "kembaliannya". Maknanya sama, tinggal mengganti huruf "s" dan meletakkan imbuhan "-ny".

6. Galak

Satu lagi false friend bahasa Indonesia & Palembang, kata "galak" dalam kedua bahasa ini artinya berbeda jauh, yang mungkin saja membuat orang luar Palembang salah paham. Jika "galak" dalam bahasa Indonesia adalah "garang", maka dalam bahasa Palembang, galak itu artinya "suka".

"Oy aku galak nian samo dio".

Sudah paham belum? Maksudnya bukan berarti kitanya galak sama si doi πŸ˜… Melainkan kita suka sama dia, atau bisa juga "naksir" jika dilihat dari konteks ini.

Itulah enam istilah dalam bahasa Palembang yang sulit dimengerti orang luar. Jika kamu ingin berkunjung ke Palembang, pastikan kamu sudah mengerti maksud istilah-istilah di atas supaya gak salah paham. Oh iya, karena sekarang masih masa pandemi yang mengharuskan kita tetap #dirumahaja, kalian bisa mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa Palembang di blog ini. Siapa tahu nanti kamu punya teman orang Palembang, atau mungkin bisa saja punya jodoh orang Palembang πŸ˜€

See you in the next article.






Komentar